Cinta, yang dulu bisa ngebuat aku tersenyum di layar handphone dan rela nunggu kamu buat ngasih kabar
Tapi, itu dulu udah lama banget
Aku ga pernah bisa nyalahin, kenapa kamu selalu berpikiran negatif
Ya! Semua salahku
Aku yang ga punya waktu untuk kamu, lalu kamu dengan yang lain yang selalu ada buat kamu
Aku yang memilih untuk menjauh saat renggang, lalu kamu dengan dia yang dekat dan jauh lebih baik dari aku
Mungkin dulu ketika ketidak dewasaan aku bicara, hanya ada amarah dan dendam
Aku yang selalu mencari alasan apapun untuk ngechat kamu, bahkan hanya ada jawaban ketus
Its okay, aku terima
Tapi itu dulu, sebelum aku 18 tahun
Mungkin karena
Menganggap kamu yang pertama, segala ku jalani hanya untukmu
Menganggap kamu yang paling memahami aku
Menganggap kamu orang yang pertama yang paling ku kenal
Secercah cahaya di balik kegelapan yang ku kejar, ku kejar karena keterpaksaan, lalu cahaya malah makin menjauh, menganggap gelap akan selalu gelap
Tapi waktu yang mengubah itu
Dulu, rasa benci dan amarah yang membuat aku tak mau menyebutmu, mendengar, ataupun melihat sosok itu
Dulu, ku terima segala kekuranganmu berserta kelebihannya
Tapi, tidak untukmu
Dulu, janjimu "aku ga akan pernah ninggalin kamu" kamu bilang janji anak ingusan yang belum paham tentang cinta dan aku yang terlalu cepar berpikiran dewasa
Kini, kau dengan dia ku terima keadaan ini
Karena, kita bertemu untuk menjadi sahabat dan tak seharusnya dulu terjadi
Tapi, kamu ku rasa tak begitu
Bagimu, gelap tetaplah gelap dan takan terang karenanya sendirinya
Tapi kamu salah, salah besar
Kini gelap itu, dapatkan cahayanya sendiri tanpa lelah untuk di kejar
Kedewasaan merubah segalanya
Semoga kau selalu bahagia dengannya dan jaga ia sampai kau menutup mata
Disini ku sayangi kau sebagai sahabat sampai kapanpun
Untukmu, yang pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar