Welcome to Soffy Aprili Sofyandi's blog

Sabtu, 01 April 2017

Gerimis

Rintik hujan membasahi jalan hari ini
Terjatuh bersama kenangan
Aku terdiam melihat tetes demi tetes

Gerimis datang
Datang tanpa di temanin sang kelabu
Kau sendiri
Apa menyendiri?

Gerimis tak menjawab
Dengan tegar ia terus membasahi jalanan ini
Terus menerus sampai semua jalan terbasahi

Aku hanya diam
Melihat gerimis tak menjawab

Gerimis selalu tenang
Ia tenang walau sendiri
Lalu
Ia bahagia saat kelabu menemaninya
Namun
Kembali tegar saat tak bersama kelabu

Gerimis kau hebat
Kau tenang
Kau tegar
Walau aku tau
Tetesan air mata mewakili kesedihanmu

Percayalah
Gerimis
Tetesan air matamu kini
Akan tergantikan oleh kebahagiaan
Suatu saat nanti

Sendu

Matamu yang sendu
Menorehkan rindu
Aku rela kau torehkan rindu
Asalkan jangan menjadi pilu

Pilu menjadi luka
Luka tak berbekas
Tapi tetap saja luka
Walau seperkas

Wahai senduku
Bisa apa aku tanpamu

Suaramu
Lalu apa lagi
Semu
Lalu apa lagi
Duniaku
Lalu apa lagi
Suaramu itu semu tapi ada duniaku

Wahai rindu
Jangan kau siksa aku

Wahai rindu
Biarkan aku menahan semua
Dalam doaku
Ku curahkan semua

Toh aku hanya
Hanya mampu berdoa
Berdoa untuk kita

Rabu, 29 Maret 2017

Windu

Aku adalah pengagummu
Dari ujung rambuh hingga ujung kaki
Menunggu adalah tugas wanita
Ditunggu adalah tugas lelaki

Akan ada saatnya
Lelahku menjadi indah
Mengapa?
Saat ku tertidur disampingku adalah hal terindah
Dengan lembut aku mengelus pipimu yang letih sisa hari kemarin
Aku tak munafik
Mungkin aku beribu kali lebih letih di bandingkan kamu
Ah tak apa
Memang aku harusnya begini

Aku tak dapat berjanji
Karena kecil apapun janji ia sakral
Itu bagiku arti sebuah janji

Aku rela menunggumu selama sewindu
Sewindu menunggumu
Takan masalah untukku
Bersama dengan doaku
Aku akan belajar kuat untukmu
Kuat menjadi penopangmu
Penopangmu di kerapuhanmu

Senin, 27 Maret 2017

Rindu

Matamu yang sendu
Menorehkan rindu
Aku rela kau torehkan rindu
Asalkan jangan menjadi pilu

Pilu menjadi luka
Luka tak berbekas
Tapi tetap saja luka
Walau seperkas

Wahai senduku
Bisa apa aku tanpamu

Suaramu
Lalu apa lagi
Semu
Lalu apa lagi
Duniaku
Lalu apa lagi
Suaramu itu semu tapi ada duniaku

Wahai rindu
Jangan kau siksa aku

Wahai rindu
Biarkan aku menahan semua
Dalam doaku
Ku curahkan semua

Toh aku hanya
Hanya mampu berdoa
Berdoa untuk kita

Jumat, 17 Februari 2017

Untukmu yang hanya aku dan tuhan yang tahu

Untukmu

Untukmu yang tak pernah ku inginkan
Seharusnya kau tak pernah datang
Dan kau tak perlu datang

Tak perlu kau menebar rindu
Rindu datang bukan untuk menyakiti
Rindu bukan hadir untuk menusuk
Rindu tak hadir untuk menghujat

Rindu hadir untuk keindahan
Keindahan yang sederhana
Bahkan sederhananya melebihi hembusan angin
Hembusan angin yang selalu datang
Datang di waktu yang kau inginkan

Rindu hadir untuk kebahagiaan
Kebahagiaan yang datang membawa senyuman
Seperti mentari yang selalu datang untuk pagi dan siang hari
Seperti bulan yang tak pernah absen menemani sang malam dan sang rembulan

Jika hanya luka yang dapat kau tebar
Tebar saja di manapun kau mau
Tebar di mana kau bisa bahagia

Rindu bukan permainan
Dimana ada yang menang dan ada yang kalah
Rindu itu tentang kita
Bukan tentangmu
Dan bukan tentangku

Semua pasti punya alasan
Kecuali rindu

Jika kau datang untuk menghujam jantung
Kemudian pergi membawa pisau belatimu
Pisau belati yang penuh luka yang tak tersembuhkan
Tak usah datang
Dan ku tak pernah memintamu datang

Jika kau datang hanya untuk sementara
Tak apa
Karena ku sudah biasa

Jika kau datang untuk kita
Ku ulurkan tanganku
Ku ulurkan untuk meraihmu