Welcome to Soffy Aprili Sofyandi's blog

Selasa, 06 Februari 2018

Semu

Aku berjalan
Terus berjalan
Menuju titik terang
Diantara kegelapan yang semu

Lalu aku terhenti
Dan terjatuh
Di lautan senja
Hingga senja itu menenggelamkan aku

Menenggelamkan segala pikiranku
Sampai pada sebuah titik
Tapi bukan terang justru makin semu
Semakin semu dan semakin semu
Membunuhku secara perlahan

Perlahan namun pasti
Membuat aku semakin terngiang

Jika surga dan negara tidak di gambarkan
Dengan sebegitu indah dan sebegitu seramnya
Akankah manusia terus menyebut tuhan?
Akankah manusia terus beribadah

Atas nama atheist tak sedikit orang berlindung
Berlindung namun justru ini yang menyakiti mereka
Membohongi diri sendiri hingga membangun tembok pertahanan
Atas nama atheistme

Sabtu, 01 April 2017

Gerimis

Rintik hujan membasahi jalan hari ini
Terjatuh bersama kenangan
Aku terdiam melihat tetes demi tetes

Gerimis datang
Datang tanpa di temanin sang kelabu
Kau sendiri
Apa menyendiri?

Gerimis tak menjawab
Dengan tegar ia terus membasahi jalanan ini
Terus menerus sampai semua jalan terbasahi

Aku hanya diam
Melihat gerimis tak menjawab

Gerimis selalu tenang
Ia tenang walau sendiri
Lalu
Ia bahagia saat kelabu menemaninya
Namun
Kembali tegar saat tak bersama kelabu

Gerimis kau hebat
Kau tenang
Kau tegar
Walau aku tau
Tetesan air mata mewakili kesedihanmu

Percayalah
Gerimis
Tetesan air matamu kini
Akan tergantikan oleh kebahagiaan
Suatu saat nanti

Sendu

Matamu yang sendu
Menorehkan rindu
Aku rela kau torehkan rindu
Asalkan jangan menjadi pilu

Pilu menjadi luka
Luka tak berbekas
Tapi tetap saja luka
Walau seperkas

Wahai senduku
Bisa apa aku tanpamu

Suaramu
Lalu apa lagi
Semu
Lalu apa lagi
Duniaku
Lalu apa lagi
Suaramu itu semu tapi ada duniaku

Wahai rindu
Jangan kau siksa aku

Wahai rindu
Biarkan aku menahan semua
Dalam doaku
Ku curahkan semua

Toh aku hanya
Hanya mampu berdoa
Berdoa untuk kita

Rabu, 29 Maret 2017

Windu

Aku adalah pengagummu
Dari ujung rambuh hingga ujung kaki
Menunggu adalah tugas wanita
Ditunggu adalah tugas lelaki

Akan ada saatnya
Lelahku menjadi indah
Mengapa?
Saat ku tertidur disampingku adalah hal terindah
Dengan lembut aku mengelus pipimu yang letih sisa hari kemarin
Aku tak munafik
Mungkin aku beribu kali lebih letih di bandingkan kamu
Ah tak apa
Memang aku harusnya begini

Aku tak dapat berjanji
Karena kecil apapun janji ia sakral
Itu bagiku arti sebuah janji

Aku rela menunggumu selama sewindu
Sewindu menunggumu
Takan masalah untukku
Bersama dengan doaku
Aku akan belajar kuat untukmu
Kuat menjadi penopangmu
Penopangmu di kerapuhanmu

Senin, 27 Maret 2017

Rindu

Matamu yang sendu
Menorehkan rindu
Aku rela kau torehkan rindu
Asalkan jangan menjadi pilu

Pilu menjadi luka
Luka tak berbekas
Tapi tetap saja luka
Walau seperkas

Wahai senduku
Bisa apa aku tanpamu

Suaramu
Lalu apa lagi
Semu
Lalu apa lagi
Duniaku
Lalu apa lagi
Suaramu itu semu tapi ada duniaku

Wahai rindu
Jangan kau siksa aku

Wahai rindu
Biarkan aku menahan semua
Dalam doaku
Ku curahkan semua

Toh aku hanya
Hanya mampu berdoa
Berdoa untuk kita

Jumat, 17 Februari 2017

Untukmu yang hanya aku dan tuhan yang tahu

Untukmu

Untukmu yang tak pernah ku inginkan
Seharusnya kau tak pernah datang
Dan kau tak perlu datang

Tak perlu kau menebar rindu
Rindu datang bukan untuk menyakiti
Rindu bukan hadir untuk menusuk
Rindu tak hadir untuk menghujat

Rindu hadir untuk keindahan
Keindahan yang sederhana
Bahkan sederhananya melebihi hembusan angin
Hembusan angin yang selalu datang
Datang di waktu yang kau inginkan

Rindu hadir untuk kebahagiaan
Kebahagiaan yang datang membawa senyuman
Seperti mentari yang selalu datang untuk pagi dan siang hari
Seperti bulan yang tak pernah absen menemani sang malam dan sang rembulan

Jika hanya luka yang dapat kau tebar
Tebar saja di manapun kau mau
Tebar di mana kau bisa bahagia

Rindu bukan permainan
Dimana ada yang menang dan ada yang kalah
Rindu itu tentang kita
Bukan tentangmu
Dan bukan tentangku

Semua pasti punya alasan
Kecuali rindu

Jika kau datang untuk menghujam jantung
Kemudian pergi membawa pisau belatimu
Pisau belati yang penuh luka yang tak tersembuhkan
Tak usah datang
Dan ku tak pernah memintamu datang

Jika kau datang hanya untuk sementara
Tak apa
Karena ku sudah biasa

Jika kau datang untuk kita
Ku ulurkan tanganku
Ku ulurkan untuk meraihmu

Sabtu, 30 Juli 2016

Walau gagal, tapi ingin terus meraih

Cahaya di balik kegelapan

Saat itu
Langit tak secerah biasanya
Cahyanya hilang di telan lembayu
Apa
Lembayu itu menghapus sesuatu

Seketika gelap menerpa
Hari itu
Air mata tak henti ku rintihkan untuknya
Mimpi yang telahlama diimpikan olehku

Dunia tergoncang terasa
Rasanya hidup terlah berakhir dimataku
Disaat yang lain bahagia
Air mata tak henti menetes dari benakku

Tak seharusnya
Tak semetinya keadaanku begini
Aku tak mampu bangkit dari sana
Seketika runtuhkan tembok terbagungkan begitu

Mereka
Ya mereka yang berdoa tak hentinya untukku
Melantunkan semangat tak kenal lelah dan henti begitu saja

Ku ingat impian itu masih bisa ku wujudkan untuk mereka
Untuk mereka yang selalu di sampingku walau
Tak ku pedulikan kalian saat ku
Terjatuh kejurang kegelapan sebuah harapnya
Tak semestinya aku
Aku mengharap keselain kau
Ya robb maafkan aku yang hanya
Mengharap ke selaimu

Kan ku jemput mimpiku
Bersama doa mereka
Dan keridhaan rabbku

Puisi itu bisa di bilang mengambarkan apa yang terjadi sama gue belakangan ini semua berawal dari pengumuman SNMPTN waktu itu, di kelas Akselerasi bersama Arin, Arul, Dita, juga Septi masih teringat jelas sejelas mentari yang jelasterbit setiap harinya
Arin, Arul, Dita, dan Septi failed. Dan 5 orang anak akselerasi lainnya yang pasti menyangka mereka akan lulus semua, hanya Raisa yang waktu itu lulus di IPB

Masih teringat aku yang lari ke ruang IT karena lupa nomer pendaftaran, berusaha tidak ingin membuka pengumuman itu karena yaa "I know is imposibble" karena sebelum pengumuman ini pun aku sudah ngebut belajar soshum karena sadar ga akan bisa ngerjain soal saintek karena buat dpt nilai kimia 60, fisika 60, dan bio 65 saja sudah seperti keberuntungan

Jujur saat itu bener-bener flat, karena tau kemaren di IPA ga sepenuhnya fell dan passion sebenernya ketinggalan di IPS
Dan orang pertama yang ngasih tau gue (tbtb berubah dari aku➡gue) Adalah Ikhsan Kusumah well dia mayan populer sih di sini hehe terus ini orang yang ngebuat gue nyebrang yang awalnya ambis bgt ke Fapsi berubah jadi mau Fpsi
Btw kesepakatan awal adalah harusnya dia ngasih tau karena gue ikutan challange yang dia tawarin tapi gue bandel hehe hm and see hasilnya failed ini orang yang ga percaya tapi nyemangatin juga buat belajar lagi sampe SBM dan Simak nanti

Menuju Simak dan SBM

Jujur setelah bener-bener lepas dari IPA hidup ini kerasa indahnya, gue yang biasa belajar sama anak ipa karena kelompok belajar di GO mayoritas mereka adalah saintek dan ga minat untuk ipc hiks
Lanjuttt
Pas gue ngerangkum materi di lesehan GO, temen gue nyamperin
"Sof, kamu sbmnya soshum?" Dia nanya,
"Iya dong, kenapa meg?" gue aga sensi sumpah tapi tetep exited sih jawabnya hehe (temen gue ini namanya mega)
"Ga ngerasa sia-sia gitu ipanya selama ini" dia ngomong dengan muka yang aga buat gue emosi
Lo tau rasanya kek di hujam pisau tepat di jantung tau, nyelekit😂

Gue bingung dan cerita ke beberapa temen gue dan mereka menjawab
"ga ada ilmu yang sia-sia"
"Lah kalo sukanya di soshum terusin aja sof"
"Kan ira sukanya soshum ya belajarnya soshum masa saintek"

Sebenernya gue belajar soshum inipun karena berkat ilham dari Septi, hm you know? Pas UN? Dia kek malaikat kimia dan fisika buat gue hehe

Pas Pengumuman SBM

Sebelumnya gue nolak di cekin lagi sama dia, dengan kondisi geogragfis Tumudal Indah yang subahanallah koneksi internetnya membuat puasa semakin barokah akhirnya gue cek, kalo ga salah itu pagi deh.
Tapi gue janji ke Ikhsan, dia orang pertama yang bakalan tau
Perasaan gue pas liat? Bingung banget gue belajar kaya apa ya duh pokoknya pas ngerjain yakin bakalan lolos minimal pilihan tiga deh
Flat, bingung, dan ga tau kudu apa
Fira dan Septi, mereka hampir ga percaya
Sama kaya Ikhsan juga temen-temen gue si Soshum UI - D
Gue jujur nangis, mereka nyemangatin dan bilang "masih ada simak sof, tenang"
Septi lulus di FMIPA ITB doi masuk pilihan dua
Fira lulus di Fisika UPI but dia ga ambil sesuai dengan janjinya, dia juga lebih milih polman karema polman udah masuk duluan

Pas Pengumuman Simak

Kudunya mah 5 hari setelah pengumuman SBM, kampret!!! Dimajuin masa pengumumannya lagi kaget malah dapet chat dari multi chat sama septi dan abang, ikhsan, ilham. well, mereka ngasih tau gue kalo pengumuman dimajuin
Dengan membaca ar rahman dan meminta yang terbaik dimata ALLAH SWT sesuai tips dari septi
Mana hari dimajuin, mampus gue
Pas gue buka, tadaaaaa

FAILED AGAIN

Reaksi gue? YA BINGUNGLAH
Dibanding sama SBM gue lebih yakin sama Simak

Reaksi Ikhsan, dia bingung dan keknya aga sedih gt kenapa gue ga lulus dan gue dikata "lu bener ga sih ngejainnya"

Gue ngedumel di multi chat line gue, Fira, sama Septi, reaksi Fira? "Kita ga tau harus ngomong apa"

Setelah Failed di SBM dan Simak

Gue disuruh daftar UNS dan d4 Unpad, gue selalu minta yang terbaik dan gue malah nunda shalat biar ga lulus dua-duanya. Lalu Dini, ngingetin gue bahwa itu salah. Salah besar malahan, gue yang ngedumel di grup alhamdulillah dapet banyak support beberapa temen gue termasuk dini lebih milih untuk teruskan apa yang seharusnya diteruskan dan gue bingung bukan kepalang.

Tepat pas pengumuman SPMB UNS gue tarik nafas dan apa? Ga lolos, lo tau ga gue ngapain tuh? Biasa aja dan ketawa hehe, Dita heboh nanya gimana cara buka pengumuman dan doi ga lolos juga terus yaaa. . . . Kita bedua ketawa di chat
Nah ini yang aga buat gue stress, Ibu pengen banget gue kuliah di D4 UNPAD dan gue mau banget nemenin Ka Wahid yang ngedumel sampe ngelantur mulu du grup karena capeq harus ospek tiap tahun and then. . . pengumannya? Failed lagi
Gue jujur loh flat tapi ga tau kenapa malah nangis lagi ntah, ga tau mesti apa
Terus gue shalat malem, gue minta kalo emang yang terbaik gue minta di tenangin jujur pas abis pengumuaman ini gue sempet drama queen selama +/- 3 hari.

LIMA KALI GAGAL, JELAS BANGET
GUE SEDIH? BANGET

Gue bernafas lega karena punya sahabat-sahabat yang selalu buat sadar dan lebih dewasa buat nyikapi semua kegagalan.

Arul maba fttm ITB dan hampir semua temen gue nyemangatin untuk ngejer UI di tahun depan, hm maybe i will choose economic or stay in psychology? Biarkan Allah yang menjawab :)

Gue harap untuk kalian udah masuk kuliah mau itu di PTN/PTS impian atau bukan samsek ga kepikiran kuliah di situ? Percayalah ini jalan terbaik yang Allah tunjukin buat kalian dan kuliah yang bener ya buat semua orang bangga dengan prestasi kalian agar bermanfaat untuk banyak orang dan sekitar😊

Saran gue nih, buat yang mau belajar lagi buat kejer impiannya kaya gue dan yang mau kejer impiannya tahun ini anak kelas 12 nih. Banyakin doa dan belajar, yang seimbang. Karena mau lo belajar sekeras apapun tanpa ridha Allah SWT itu sama aja bohong.

Percayalah, kesuksesan buat ditentuin sama almamater yang kamu punya tapi kamu sendiri.
Semoga tulisan ini bisa buat motivasi dan ngebuat kalian greget agar ga gagal di tahun 2017😊